Gubernur California, Gavin Newsom, mengumumkan keadaan darurat pada Rabu (18/12/2024) sebagai respons terhadap wabah flu burung yang semakin meluas. Keputusan ini diambil setelah lonjakan kasus flu burung ditemukan pada ternak sapi perah di wilayah California Selatan. Pengumuman ini bertujuan untuk memastikan pemerintah memiliki sumber daya dan fleksibilitas dalam menangani wabah dengan cepat.

Sejak awal wabah flu burung di Amerika Serikat pada tahun 2022, penyakit ini telah menyebar ke 16 negara bagian dan menyebabkan infeksi ringan pada sejumlah pekerja peternakan. Di California sendiri, terdapat 34 kasus yang tercatat dari total 61 kasus flu burung pada manusia di seluruh AS, menjadikannya negara bagian dengan jumlah kasus tertinggi.

Kasus Infeksi Manusia Akibat Flu Burung

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan kasus pertama flu burung yang parah pada manusia di Louisiana. Seorang pria berusia 65 tahun dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis setelah terpapar unggas yang terinfeksi. Data genom menunjukkan virus H5N1 yang menginfeksi pasien tersebut memiliki kemiripan dengan strain yang sebelumnya terdeteksi di Kanada dan negara bagian Washington.

Dr. Peter Chin-Hong, seorang ahli penyakit menular dari UC San Francisco, menjelaskan bahwa meskipun saat ini virus belum mampu menular antar manusia, potensi mutasi tetap menjadi ancaman serius. “Semakin banyak penularan terjadi pada hewan, semakin besar kemungkinan virus ini bermutasi hingga dapat menginfeksi manusia,” ujarnya.

Dampak pada Peternakan dan Biosekuriti

Wabah flu burung telah berdampak signifikan pada industri peternakan, khususnya peternakan sapi perah. Dr. Michael Payne dari UC Davis menyebutkan bahwa virus flu burung telah bermutasi sehingga mampu menginfeksi sapi perah tanpa menyebabkan kematian, tetapi virus tersebut ditemukan dalam konsentrasi tinggi di dalam susu. Akibatnya, langkah-langkah biosekuriti diperketat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Saat ini, sekitar 600 peternakan sapi perah di California berada dalam status karantina. Beberapa petani diketahui menolak melakukan tes atau langkah pengendalian, yang memperumit upaya penghentian wabah. Sebelumnya, sebuah peternakan susu mentah di California melakukan penarikan produk secara sukarela setelah virus flu burung terdeteksi pada produk susu mereka.

Langkah Pemerintah dan Upaya Pencegahan

Gubernur Newsom menegaskan bahwa langkah proklamasi darurat ini memungkinkan akses pendanaan untuk mendukung respons pemerintah terhadap wabah. “Meskipun risiko bagi masyarakat umum tetap rendah, kami terus mengambil langkah untuk mengurangi penyebaran virus ini,” ungkapnya. California juga bekerja sama dengan peternakan sapi perah dan unggas untuk melindungi pekerja dari paparan virus.

Di tingkat nasional, flu burung telah menyebabkan lebih dari 100 juta burung dimusnahkan sejak awal wabah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa virus H5N1 sangat mematikan bagi manusia, dengan tingkat kematian mencapai 53 persen dari total kasus yang dilaporkan sejak 2003.

Tantangan dan Harapan di Masa Depan

Meskipun belum ada kasus penularan antar manusia yang tercatat di AS, para ahli terus memantau perkembangan virus. Langkah pencegahan seperti karantina, peningkatan biosekuriti, dan edukasi masyarakat menjadi kunci untuk mengendalikan wabah. Pemerintah juga berupaya memastikan wabah ini tidak berkembang menjadi pandemi pada manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *