Setelah resmi dilantik sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia mendampingi Presiden Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka langsung turun ke lapangan. Sehari setelah pelantikan, tepatnya pada Senin (21/10), Gibran melakukan kunjungan untuk memantau perkembangan proyek MRT Fase 2 jalur Selatan-Utara (Bundaran HI-Kota). Dalam kunjungannya, ia meninjau langsung terowongan yang menghubungkan Stasiun Monas dan Stasiun Thamrin.

Selain meninjau proyek infrastruktur, Gibran melanjutkan aktivitas blusukannya dengan memantau pelaksanaan uji coba program makan bergizi gratis di SDN 03 Menteng, Jakarta Pusat. Gaya blusukan ini telah lama dikenal sebagai ciri khas yang identik dengan sang ayah, Presiden Joko Widodo, yang juga aktif terjun langsung ke lapangan sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi presiden.

Tidak berhenti di situ, pada Rabu (23/10), Gibran kembali mengunjungi SMP 270 Jakarta di kawasan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk memantau pelaksanaan program makan bergizi gratis. Aktivitas padat di lapangan ini semakin menegaskan bahwa gaya blusukan Gibran seolah mewarisi metode kepemimpinan yang diterapkan oleh ayahnya.

Gaya Kepemimpinan Gibran Dibandingkan dengan Jokowi

Meskipun Gibran sering melakukan kegiatan yang menyerupai gaya blusukan Jokowi, pengamat politik dari Universitas Brawijaya, Verdy Firmantoro, berpendapat bahwa gaya kepemimpinan Gibran akan berbeda. Menurut Verdy, meskipun keduanya mengandalkan pendekatan yang sama dengan sering turun ke lapangan, Gibran akan membawa sentuhan generasi yang lebih muda, yang akan memengaruhi cara berkomunikasinya dengan masyarakat.

Verdy juga menegaskan bahwa Gibran harus mampu menunjukkan kiprah yang jelas sebagai Wakil Presiden. Meskipun posisinya adalah nomor dua dalam hierarki pemerintahan, banyak yang mengaitkan Gibran dengan figur Jokowi sebagai penerus. Oleh karena itu, beban tanggung jawabnya semakin besar untuk tidak hanya sekadar menjalankan tugas, tetapi juga membuktikan kemampuannya.

Jika Gibran gagal menjalankan peran ini dan membuat kesalahan, hal tersebut dapat berdampak buruk pada pencapaian Jokowi selama ini. Gibran tidak boleh hanya fokus pada kegiatan simbolis seperti membersihkan atau menyapu, tetapi juga harus mampu mengangkat citra positif, baik untuk dirinya maupun warisan Jokowi.

Blusukan Sebagai Strategi Membangun Citra Positif

Pengamat politik dari Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, turut memberikan pandangannya. Menurut Agung, ada kemiripan antara gaya kepemimpinan Gibran dengan Jokowi, terutama dalam hal blusukan. Gibran kemungkinan besar akan tetap mempertahankan pendekatan ini, karena dianggap efektif dalam menjaga citra positif di mata masyarakat.

Namun, Agung meyakini bahwa Gibran akan mengembangkan pendekatan yang lebih persuasif dan relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Meskipun blusukan adalah pola yang terbukti efektif, Gibran diharapkan dapat melakukan improvisasi dalam menyampaikan pesan dan berinteraksi dengan masyarakat luas.

Meski demikian, Agung menilai bahwa Presiden Prabowo akan tetap menjadi figur yang lebih dominan dalam kepemimpinan, mengingat sistem pemerintahan Indonesia yang menganut sistem presidensial. Gibran harus memahami posisinya sebagai pendukung dan pelengkap dalam menjalankan roda pemerintahan.

Tantangan Politik Gibran Sebagai Wakil Presiden

Di sisi lain, Agung juga menyoroti bahwa Gibran saat ini tidak terikat dengan partai politik manapun. Sebelumnya, Gibran adalah kader PDIP, namun ia memilih jalan berbeda dalam Pemilihan Presiden 2024. Menurut Agung, jika Gibran bergabung dengan salah satu partai politik yang memiliki kursi di DPR, hal itu akan memberikan keleluasaan lebih dalam menjalankan peran politiknya, baik sebagai Wakil Presiden maupun sebagai kader partai.

Dengan demikian, Gibran diharapkan dapat memainkan peran politik yang lebih strategis dan tidak hanya mengandalkan identitasnya sebagai Wakil Presiden. Bergabung dengan partai politik juga bisa membuka lebih banyak peluang bagi Gibran untuk berkontribusi lebih luas di panggung politik nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *