Ruang Lingkup PAI Kontemporer Pembelajaran Mahasiswa PPG

Ruang Lingkup PAI Kontemporer Pembelajaran Mahasiswa PPG

dokproInput sumber gambar

Berbicara mengenai PAI (Pendidikan Agama Islam) kontemporer tidak terlepas dari isu-isu pembelajaran terkini yang dikaji secara tuntas oleh guru maupun siswa di sekolah. PAI kontemporer menggambarkan seperangkat pengetahuan yang relevan, aktual dan sesuai dengan visi misi pembelajaran PAI yang telah ditetapkan. Ini penting dipahami sehingga guru dan siswa selalu mengikuti berbagai isu-isu terkini dan mampu menjelaskan fenomena tersebut dari sudut PAI.

Ruang lingkup kajian PAI kontemporer sangat terkait dengan kehidupan masyarakat modern terutama dalam berbagai bidang seperti ekonomi digital, pinjaman online maupun isu-isu perbankan modern lainnya.Bagi guru mahasiswa PPG materi-materi PAI kontemporer merupakan sebuah tantangan dan sarana mengembangkan model mengajar yang harus selalu diikuti dengan wawasan yang lengkap, baik dalam bidang sosial, ekonomi hingga fiqihnya. Tidak hanya itu, guru mahasiswa PPG juga harus memahami hubungan antara Alquran Al hadis sebagai sumber ilmu dan hukum di dalam agama Islam dan penggunaannya dalam merespon isu-isu aktual dalam dunai pai kontemporer.

Mengkaji persoalan pai kontemporer berarti guru mahasiswa PPG perlu dengan cermat dan terpadu mempergunakan berbagai macam keilmuan dalam mengupas isu-isu tersebut. Kemampuan tersebut merupakan modal dalam menjawab isu-isu kontemporer yang dibutuhkan jawabannya oleh masyarakat luas saat ini. Agar lebih mengerti mengenai isu PAI kontemporer, maka guru mahasiswa PPG diharuskan membuat catatan maupun peta konsep untuk memperjelas agar permasalahan di bidang yang dikajinya. Hal ini agar guru mahasiswa PPG mampu menangkap fenomena dan memberi jawaban yang logis terhadap fenomena tersebut.

Adanya fenomena isu-isu kontemporer merupakan cara dalam mengupdate informasi terkini bagi guru mahasiswa PPG sehingga kemampuannya dalam mengajar maupun dalam memberi informasi menjadi lebih lengkap tajam dan analitis.

Penulis: Angga Teguh Prastyo, Dosen MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang