Mengapa Pesawat Di Udara Bisa Terjadi Guncangan Atau Turbulensi

Turbulensi adalah suatu kondisi di mana aliran fluida, seperti udara atau air, mengalami perubahan yang tidak teratur, kompleks, dan acak. Hal ini terjadi ketika kecepatan aliran fluida meningkat dan menghasilkan gerakan wiru atau pusaran. Turbulensi dapat ditemui dalam berbagai konteks, termasuk dalam atmosfer, sungai, samudra, dan aliran udara di sekitar benda seperti pesawat terbang.

Dalam penerbangan, turbulensi udara sering kali menjadi perhatian. Turbulensi atmosfer adalah perubahan yang tidak teratur dalam kecepatan dan arah aliran udara di atmosfer. Turbulensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan suhu dan kelembaban udara, aliran udara di sekitar pegunungan, dan interaksi antara udara hangat dan udara dingin.

Turbulensi atmosfer dapat mempengaruhi kenyamanan penumpang dan kru pesawat terbang, serta dapat berdampak pada stabilitas pesawat. Karena itu, pilot dan maskapai penerbangan selalu berusaha untuk memantau dan menghindari turbulensi sebisa mungkin guna menjaga keamanan dan kenyamanan selama penerbangan.

Selain itu, konsep turbulensi juga dapat diterapkan dalam bidang lain, seperti mekanika fluida, oseanografi, dan fisika. Penelitian tentang turbulensi sangat penting dalam pemahaman tentang aliran fluida kompleks dan dapat digunakan untuk memodelkan fenomena yang terjadi dalam berbagai sistem alami dan rekayasa.

Turbulensi adalah fenomena dalam mekanika fluida di mana aliran fluida menjadi tidak teratur, kompleks, dan acak. Ini terjadi ketika energi aliran fluida mengubah skala ruang dan waktu secara signifikan. Turbulensi dapat terjadi dalam berbagai media, seperti udara, air, dan gas lainnya.

Dalam konteks ilmiah, turbulensi dapat dijelaskan dengan persamaan Navier-Stokes, yang merupakan persamaan dasar dalam mekanika fluida. Persamaan ini menggambarkan perilaku aliran fluida, termasuk turbulensi. Namun, persamaan Navier-Stokes sangat kompleks dan sulit untuk dipecahkan secara analitis. Oleh karena itu, banyak peneliti menggunakan metode numerik dan simulasi komputer untuk mempelajari turbulensi.

Turbulensi dapat dijelaskan sebagai hasil dari adanya interaksi kompleks antara gerakan aliran fluida yang berbeda-beda. Ketika aliran fluida mencapai kecepatan yang tinggi atau ketika terdapat perubahan dalam kecepatan atau arah aliran, energi aliran fluida mulai berpindah dari skala besar ke skala kecil. Ini menyebabkan terbentuknya pusaran atau wiru-wiru yang berputar secara acak dalam aliran fluida. Pusaran-pusaran ini memiliki ukuran dan waktu yang bervariasi, dan dapat terbentuk secara spontan atau dihasilkan oleh keadaan sebelumnya.

Dalam turbulensi, aliran fluida menjadi sangat tidak teratur, dengan perubahan kecepatan dan arah yang cepat dan acak di berbagai lokasi. Terdapat perpindahan energi secara terus-menerus antara skala besar dan skala kecil dalam aliran, yang disebut kaskade energi. Karena kompleksitasnya, turbulensi sering kali sulit diprediksi dan dipahami sepenuhnya.

Penelitian tentang turbulensi melibatkan berbagai bidang ilmu, termasuk fisika, matematika, dan ilmu komputer. Pemahaman yang lebih baik tentang turbulensi dapat membantu dalam berbagai aplikasi praktis, seperti perancangan pesawat yang lebih efisien, pengembangan energi terbarukan, dan pemodelan iklim.

Tiba-tiba alami turbulensi hebat, penumpang Air Canada terlempar dan hantam  langit-langit pesawat - BBC News Indonesia

Turbulensi di pesawat terbang dapat terjadi karena beberapa faktor. Berikut adalah beberapa proses yang dapat menyebabkan turbulensi di pesawat:

  1. Turbulensi termal: Perbedaan suhu udara di atmosfer dapat menyebabkan turbulensi. Ketika udara panas naik dan bertemu dengan udara dingin, terjadi turbulensi konvektif. Ini sering terjadi di sekitar daerah pegunungan, garis frontal cuaca, atau dalam kondisi cuaca yang tidak stabil.
  2. Turbulensi orografis: Ketika aliran udara terhalang oleh topografi, seperti pegunungan, terjadilah turbulensi orografis. Aliran udara yang terdorong ke atas atau turun di sekitar pegunungan dapat menyebabkan turbulensi di belakangnya. Pesawat yang melintasi daerah seperti ini dapat mengalami turbulensi yang terkait dengan relief geografis.
  3. Turbulensi termik: Sinar matahari dapat memanaskan permukaan bumi, seperti tanah, air, atau bangunan. Hal ini menyebabkan udara di atas permukaan bumi menjadi hangat dan naik, menciptakan kolom udara naik. Ketika pesawat terbang melintasi kolom udara naik ini, dapat terjadi turbulensi termik.
  4. Turbulensi jet: Pesawat yang melewati jejak turbulensi yang dihasilkan oleh pesawat lain, terutama pesawat jet, dapat mengalami turbulensi jet. Turbulensi jet biasanya terjadi di belakang pesawat, di daerah di mana aliran udara yang dilepaskan oleh mesin pesawat jet bertemu dengan aliran udara sekitarnya.

Turbulensi dalam penerbangan adalah fenomena yang biasa terjadi dan pilot dilatih untuk menghadapinya. Maskapai penerbangan dan otoritas penerbangan terus memantau dan memperkirakan kondisi turbulensi melalui informasi cuaca, laporan dari pilot, dan sistem deteksi turbulensi. Pilot juga berusaha untuk menghindari turbulensi sebisa mungkin dengan mengubah jalur penerbangan atau memilih ketinggian yang lebih aman, ketika memungkinkan.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun turbulensi dapat mengganggu kenyamanan di dalam pesawat, pesawat modern dirancang untuk mengatasi beban turbulensi yang mungkin terjadi. Selama terjangan turbulensi, penting bagi penumpang untuk mengikatkan sabuk pengaman mereka dan mengikuti petunjuk dan peringatan dari awak kabin.

Apakah Pramugari Punya Masker Oksigen Lebih untuk Penumpang di Pesawat? |  kumparan.com

Berikut adalah beberapa cara untuk menghadapi turbulensi saat berada di dalam pesawat:

  1. Pasang sabuk pengaman: Ketika pilot memberi tahu penumpang untuk mengikatkan sabuk pengaman, pastikan untuk melakukannya dengan benar. Sabuk pengaman akan membantu melindungi Anda dari terlempar atau terjatuh saat turbulensi terjadi.
  2. Tetap tenang dan tetap duduk: Jaga ketenangan dan tetap duduk di kursi Anda selama turbulensi. Hindari berjalan-jalan di sekitar pesawat atau menggunakan fasilitas toilet selama periode turbulensi.
  3. Ikuti petunjuk awak kabin: Perhatikan petunjuk dan peringatan yang diberikan oleh awak kabin. Mereka akan memberikan instruksi yang perlu Anda ikuti selama turbulensi, seperti mematikan peralatan elektronik, menahan makanan dan minuman, atau menjaga barang bawaan Anda tetap aman.
  4. Pegang erat barang bawaan: Pastikan untuk mengamankan barang bawaan Anda dengan baik. Gunakan laci overhead atau pegangan di dekat kursi Anda untuk menjaga agar barang tidak bergerak atau jatuh selama turbulensi.
  5. Hindari panik: Jaga pikiran tenang dan hindari panik. Turbulensi adalah hal yang biasa terjadi dalam penerbangan dan pesawat dirancang untuk menghadapinya. Ingatlah bahwa awak kabin dan pilot berpengalaman dalam menghadapi turbulensi dan memprioritaskan keselamatan penumpang.
  6. Gunakan pengaturan ketinggian: Pilot sering menggunakan pengaturan ketinggian untuk mencari jalur yang lebih aman di mana turbulensi lebih sedikit. Jika turbulensi terus berlanjut, pilot mungkin akan mencoba mengubah ketinggian penerbangan untuk menghindari zona turbulensi yang lebih parah.
  7. Menggunakan seat belt saat tidur: Jika Anda tidur selama penerbangan, pastikan untuk tetap mengenakan sabuk pengaman Anda. Ini akan membantu melindungi Anda dari terlempar atau terjatuh saat turbulensi tiba-tiba terjadi.

Selalu mengikuti petunjuk dan instruksi dari awak kabin dan pilot. Mereka adalah sumber informasi yang paling dapat diandalkan dalam situasi turbulensi. Selain itu, penting untuk diingat bahwa turbulensi biasanya bersifat sementara dan akan berlalu.