Deretan Presiden Republik Indonesia Beserta Biografi Lengkapnya

Biografi Ir. Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia

biografi ir soekarno

Biografi Ir. Soekarno   pasti sudah tidak asing lagi dengan Ir.Soekarno, Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan presiden pertama Republik Indonesia. Perjuangan dan jasanya untuk bangsa Indonesia tidak terhitung jumlah, bahkan kehebatannya tidak hanya terkenal di dalam negeri namun sampai internasional. Itulah sebabnya biografi Ir. Soekarno sangat menarik untuk dibahas dan diketahui oleh generasi bangsa Indonesia.

Sosok Soekarno memiliki tempat tersendiri bagi masyarakat Indonesia dan memberikan banyak teladan bagi bangsa. Banyak tenaga, pemikiran, bahkan jiwa dipertaruhkan oleh Soekarno untuk Indonesia, mulai dari melawan penjajahan sampai membangun bangsa ini menjadi  seperti sekarang. Soekarno menjadi tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang akan terus terkenang jasa-jasanya.

Berikut ini penjelasan singkat biografi Ir. Soekarno yang perlu  ketahui sebagai generasi bangsa agar dapat memetik nilai-nilai positif dari kisah sang proklamator.

Biodata Ir. Soekarno

Nama lengkap : Ir. Soekarno

Nama panggilan : Bung Karno

Nama kecil : Kusno

Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 6 Juni 1901

Agama : Islam

Nama Isteri : Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi, Kartini Manopo, Haryati, Yurike Sanger, dan Heldy Djafar

Nama Anak : Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, Guruh (dari Fatmawati) Taufan, Bayu (dari Hartini) Kartika (dari Ratna Sari Dewi)

Pendidikan : HIS di Surabaya, Hogere Burger School (HBS), Technische Hoogeschool (THS) di Bandung

Meninggal : Jakarta, 21 Juni 1970

Dimakamkan : Blitar, Jawa-Timur

Kehidupan Pribadi Ir. Soekarno

Ir. Soekarno atau akrab dipanggil Bung Karno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama kecilnya Kusno Sosrodihardjo dan wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta. Bung Karno adalah anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Karena sakit-sakitan, Soekarno kecil dirawat kakaknya bernama Raden Hardjodikromo di Tulungagung. Soekarno kembali tinggal dengan bapak dan ibunya pada 1909 di Mojokerto.

Di Mojokerto itulah sang ayah ditugaskan sebagai kepala Eerste Inlandse School dan Soekarno pun sekolah ditempat ituSejak tinggal kembali bersama orang tuanya,  Soekarno mengganti namanya dari Kusno menjadi Soekarno agar dirinya tidak sakit-sakitan lagi dan dapat tumbuh dengan sehat.  Sejak kecil Soekarno sudah menjadi anak yang berprestasi bahkan mampu menguasai banyak bahasa. Itulah sebabnya kecerdasan Soekarno dikenal oleh dunia.

sumber : Gramedia

 

Biografi Soeharto: Presiden Indonesia Ke-2 (Orde Baru

Nasihat Guru Spiritual, Rama Dijat yang Dituruti dan Ditolak Soeharto: Selamat dan Petaka Orde Baru

Biografi Soeharto – Soeharto atau yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah Presiden Republik Indonesia yang kedua. Soeharto merupakan Presiden yang paling lama menjabat yaitu 32 tahun.

Pada saat itu, pemerintahan yang dipimpin oleh Soeharto banyak sekali penyimpangan atau hal-hal yang tidak boleh dilakukan di berbagai bidang, seperti banyaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme. Karena penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa pemerintahan Soeharto maka Indonesia mengalami krisis ekonomi.

Semua hal-hal yang terjadi pada masa pemerintahan Soeharto bisa dijadikan pelajaran untuk pemerintahan yang akan datang. Soeharto akan menjadi tokoh yang memiliki banyak cerita di masa hidupnya, baik itu tentang keluarga, Indonesia, dan masih banyak lagi.

Bukan hanya itu, di mata dunia, Soeharto juga memiliki cerita yang fenomena. Simak ulasan berikut tentang biografi singkat Soeharto mulai dari masa kecil hingga menjadi Presiden.

Kesimpulan

Soeharto terlahir dari keluarga yang kurang mampu sehingga ia harus dititipkan beberapa kali ke saudara orang tuanya. Meskipun lahir dari keluarga yang kurang mampu, tetapi Soeharto tetap semangat dalam menjalani hidupnya. Ia merupakan seorang yang pekerja keras sehingga setelah menempuh karir militer ia dapat diangkat menjadi Presiden Indonesia yang kedua.

Soeharto selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, nama kabinet yang sama dan yang dibedakan hanya melalui jilid kabinetnya saja. Hampir setiap Wakil Presiden yang dipilih Soeharto merupakan mantan seorang Menteri di kabinet sebelumnya.

sumber : Gramedia

Biografi BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia

Bacharuddin Jusuf Habibie - Wikipedia

Biografi BJ Habibie – pasti sudah tidak asing dengan sosok BJ Habibie. Sudah banyak yang menulis biografi BJ Habibie bahkan memfilmkan kisah hidupnya. Ia adalah tokoh inspiratif yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia.

Profil BJ Habibie

Nama : Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
Panggilan Populer : BJ Habibie
Istri : Hasri Ainun Besari
Tempat, Tanggal, Lahir :Pare-pare, 25 Juni 1936
Masa Jabatan Presiden : 21 Mei 1998 Sampai 20 Oktober 1999
Riwayat Pendidikan : SMAK Dago, Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB), RWTH Aachen
Nama Anak-anak : Ilham Akbar, Thareq Kemal

Bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie ini lahir di Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936. Sebelum menjadi orang yang berpengaruh bagi bangsa Indonesia, BJ Habibie pernah mengenyam pendidikan di SMAK Dago, Bandung, tahun 1954 dan melanjutkan ke perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Karena kepintaran dan kecerdasannya, BJ Habibie akhirnya melanjutkan studinya di Jerman bersama teman-temannya yang lain. Berbeda dengan teman-temannya yang menggunakan beasiswa untuk kuliah di Jerman, BJ Habibie menggunakan biaya dari ibunya, R.A Tuti Marini Puspowardojo.

Keputusannya belajar di Jerman karena petuah Bung Karno tentang pentingnya penguasaan teknologi nasional, yakni teknologi maritim dan teknologi dirgantara saat Indonesia masih berkembang saat itu.

BJ Habibie akhirnya memilih jurusan Teknik Penerbangan spesialis Konstruksi Pesawat Terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule, Jerman pada tahun 1955.

Dari sinilah BJ Habibie belajar menguasai teknologi dan menjadi ahli pesawat terbang yang pertama kali menciptakan pesawat terbang di Indonesia. Jadi tidak heran jika ia dijuluki sebagai bapak teknologinya Indonesia karena karyanya yang luar biasa.

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah hidup atau biografi BJ Habibie. Meskipun masa jabatan presiden BJ Habibie sangat singkat, namun ia adalah salah satu tokoh bangsa yang membawa sprit kebangsaan dan perubahan bagi bangsa Indonesia secara Intelektual.

sumber : Gramedia

Biografi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) Presiden Kebebasan Berfikir

Humor Gus Dur: Uniknya Indonesia Dibandingkan Negara Lain Versi Gus Dur : Okezone Nasional

Biografi Gus Dur – Siapa yang tidak kenal dengan sosok Gus Dur presiden RI ke-4 ini. Sosok luar biasa dan merupakan sosok yang menginspirasi. Terkenal dengan kata-katanya “Gitu aja kok repot”. Untuk mengenang beliau, berikut adalah biografi singkat Gus Dur atau KH. Abdurrahman Wahid.

Gus adalah kependekan dari kata Bagus yaitu sebutan yang sering diberikan kepada anak seorang kyai sebagai bentuk penghormatan di Daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang kontroversial dan berdedikasi tinggi terhadap penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) pembela kaum minoritas.

Sosoknya yang penuh teka-teki dan kontroversial sehingga pemikiran dan tindakannya sering disalahpahami oleh banyak kalangan. Kenali lebih dalam mengenai sosok Gus Dur melalui buku Biografi Gus Dur dibawah ini. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilahirkan di Jombang, Jawa Timur 4 Agustus 1940. Gus Dur merupakan putra pertama dari enam bersaudara. Ayahnya bernama KH. Wahid Hasyim yang merupakan putra dari KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi massa Islam terbesar di Indonesia dan sekaligus pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang.

bunya bernama Hj. Sholehah merupakan putri Kh. Bisri Syansuri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, Jawa Timur. Kakek KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari sanad ibunya merupakan Rais ‘Aam di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai pengganti posisi KH. Wahab Chasbullah.

Tahun 1949, ayah Gus Dur diangkat menjadi kepala Menteri Agama pertama sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta untuk memasuki suasana yang baru. Setelah kepindahannya di Jakarta, berbagai tamu dari berbagai kalangan bertamu ke kediaman Wahid Hasyim. Hal itu menjadikan Gus Dur menambah pengalaman untuk mengenal dunia politik.

Sejak kecil Gus Dur sudah terlihat memiliki kesadaran penuh untuk mengemban tanggung jawab terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Sekitar bulan April  tahun 1953, Gus Dur Bersama ayahnya berangkat ke Sumedang, Jawa Barat untuk menghadiri pertemuan Nahdlatul Ulama (NU) dengan mengendarai mobil, akan tetapi di tengah perjalanan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan ayahnya meninggal.

Setelah jatuhnya era Soeharto, banyak partai politik baru terbentuk. Pada Juni 1998, banyak orang dari komunitas NU berharap pada Gus Dur untuk membentuk parti politik. Pada Juli 1998, Gus Dur mulai menanggapi ide tersebut karena menyadari bahwa partai politik merupakan satu-satunya cara untuk berjuang di dunia politik (pemerintahan).

Gus Dur akhirnya menyetujui pembentukan parpol yang kemudian diberi nama PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Beliau menjabat menjadi Ketua Dewan Penasihat.

Pada 7 Februari 1999, PKB secara resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandiat pemilihan presiden. Kemudian pada Juni 1999 partai PKB beraliansi dengan PDIP dikarenakan tidak memiliki kursi mayoritas penuh.

Pada Juli, Amin Rais membentuk poros tengah yang berisi partai-partai politik muslim. Poros tengah ini mencalonkan Gus Dur sebagai kandidat ketiga pada pemilihan presiden. Hal ini tentu saja merubah komitmen terhadap PDI-P.

Pada 7 Oktober 1999, Gus Dur secara resmi dinyatakan sebagai calon presiden oleh Poros Tengah.

Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie dan ia mundur dari pemilihan presiden.

Kemudian, Akbar Tanjung, ketua Golkar dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.

Sebagai Presiden Indonesia ke-4, Gus Dur menjadi figur perekat berbagai komponen bangsa yang saat itu sedang terkoyak. Namun, perjalanan politiknya ternyata berlikaliku, seperti halnya yang dibahas pada buku Perjalanan Politik Gus Dur.

sumber : Gramedia

Megawati Soekarno Putri Sebagai Presiden Wanita Pertama Indonesia

Megawati Ungkap Peran Penting PDIP bagi Presiden Jokowi

Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau yang lebih dikenal dengan Megawati Soekarnoputri merupakan presiden wanita pertama Indonesia yang menjabat dari 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004 dan Beliau merupakan putri dari pasangan presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno dan Fatmawati. Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum menjadi presiden, Megawati Soekarnoputri adalah wakil presiden RI ke-8 pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid.

Profil Lengkap Megawati Soekarno Putri

Nama: Dyah Permata Megawati Setyawati Sukarnoputri
Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947
Pasangan :
Surindro Supjarso (1968-1971; alm.)
Hassan Gamal A. Hasan (1972; dibatalkan oleh PTA)
Taufiq Kiemas (1973-2013; alm.)

Ayah : Ir.Soekarno
Ibu : Fatmawati

Anak:
Mohammad Rizki Pratama
Mohammad Prananda (dari Surindro Supjarso)
Puan Maharani (dari Taufiq Kiemas)

Masa Kecil Megawati Soekarnoputri

Sebagai anak Presiden, masa kecil Megawati Soekarno putri dilewatkan di Istana Negara. Saat kanak-kanak Ia sangat lincah dan suka bermain bola bersama Guntur saudaranya. Megawati juga hobi menari dan sering memperlihatkannya di Istana saat ada tamu negara yang berkunjung.

Megawati Soekarno putri menempuh pendidikan Sekolah Dasar hingga Menegah Atas di Perguruan Cikini, Jakarta. Beliau melanjutkan pendidikannya di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung namun tidak sampai lulus , selain itu juga ia pernah menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia namun juga tidak sampai lulus.

Perjalanan Rumah Tangga

Pada tanggal 1 Juni tahun 1968, Megawati Soekarnoputri menikah dengan Letnan Satu (Penerbang) Surindro Supjarso. Setelah menikah, Megawati Soekarnoputri tinggal di Madiun ikut suaminya, disana Beliau menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak pertamanya yang bernama Mohammad Rizki Pratama. Saat mmasih mengandung anak keduanya yaitu Mohammad Prananda, pada 22 Januari 1971 suami beliau yaitu Surindro mengalami kecelakaan pesawat di Biak, Irian Jaya dan dinyatakan hilang bersama tujuh awak pesawat lainnya yang ditemukan hanya sisa puing-puing pesawat tersebut.

Pada tahun 1972, Megawati Soekarno Putri kembali membangun rumah tangga dengan seorang diploma yang konon juga pengusaha yang berasal dari Mesir bernama Hassan Gamal Ahmad Hasan. Namun pernikahan ini hanya berjalan selama 3 bulan, pernikahan tersebut menjadi sorotan pada saat itu karena beliau masih menjadi istri sah dari Surindro. Keluarga tidak tinggal diam melihat hal ini, lalu mereka menyewa pengacara untuk membatalkan pernikahan Megawati Soekarnoputri dengan Hassan Gamal Ahmad Hasan. Dari pernikahan ini Megawati Soekarno putri tidak memiliki anak.

Pada akhir Maret tahun 1973, Megawati Soekarno putri kembali menikah dengan rekannya dulu di GMNI atau Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia bernama Moh.Taufiq Kiemas. Dari pernikahan Ini Megawati dan Taufiq Kiemas dianugrahi seorang anak yang diberi nama Puan Maharani.

Karier di Bidang Politik

Pada tahun 1986, Megawati memulai kariernya di bidang politik sebagai wakil ketua PDI cabang Jakarta Pusat. Dalam kurun wakjtu satu tahun lalu beliau menjadi anggota DPR RI.

Pada tahun 1993, secara aklamasi Megawati terpilih menjadi Ketua Umum PDI dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya. Namun pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Megawati sebagai Ketua Umum PDI. Kemudian pada tahun 1996 dalam Kongres PDI di Medan, Megawati ditumbangkan sebagai ketua umum dan pemerintah memilih Soerjadi sebagai ketua umum PDI.

Mega tidak terima dengan penumbangannya dan tidak mengakui adanya Kongres Medan tersebut. Mega masih merasa dirinya adalah Ketua Umum PDI yang sah, pihak Mega tidak mundur dan tetap mempertahankan kantor DDP PDI yang berada di Jalan Diponegoro. Soerjadi yang didukung oleh pemerintah mengancanm akan merebut paksa kantor tersebut. Pada 27 Juli 1966, ancaman Soerjadi benar terjadi dan dalam penyerangan tersebut puluhan pendukung Megawati tewas dan berujung kerusuhan massal sdi jakarta yang kemudian kejadian tersebut dikenal sebagai Peristiwa 27 Juli.

Setelah terjadi kerusuhan tyersebut, Mega tetap tidak menyerah. Ia menempuh jalur hukum walaupun tak berhasil. Mega tetap tidak menyerah, lalu PDI berpisah menjadi 2 kubu yaitu PDI dibawah pimpinan Soerjadi dan PDI dibawah pimpinan Megawati. Walau pemerintah mengakui bahwa Soerjadi adalah Ketua Umum PDI yang sah namun para massa lebih berpihak pada Mega. Massa terlihat lebih berpihak pada Mega pada saat pemilu 1997 perolehan suara PDI dibawah pimpinan Soerjadi merosot tajam.

Pada pemilu 1999, PDI dibawah pimpinan Megawati berganti nama menjadi PDI Perjuangan dan berhasil memenangkan Pemilu, tapi Sidang Umum 1999 melalui voting mengatakan bahwa KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden.

Menjadi Presiden RI

Walau gagal pada pemilu 1999, Megawati tidak perlu menunggu 5 tahun untuk menjadi presiden, pada 23 Juli 2001 megawati ditetapkan sebagai Presiden setelah MPR RI melepas mandat KH Abdurrahman Wahid. Mega menjadi presiden hingga 20 nOktober 2003. Setelah masa jabatannya selesai, Ia mencalonkandiri sebagai Presiden kembali pada pemilu 2004 namun gagal dan yang terpilih menjadi presiden adalah Susilo Bambang Yudhoyono.

Demikianlah artikel kali ini tentang Biografi dan Profil Megawati Soekarno Putri yang dapat kami sajikan, semoga dapat menjadi materi yang bermanfaat bagi pembaca atau menjadi literatur yang tepat untuk pembaca dalam mencari informasi tentang Megawati Soekarno Putri.

sumber ; infobiografi

 

Bambang Yudhoyono, Presiden RI Periode ke-6 hasil Pilihan Rakyat

Susilo Bambang Yudhoyono - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

SBY merupakan sapaan akrab dari Presiden Republik Indonesia ke-6 yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan preseden pertama yang secara langsung dipilih oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II tanggal 20 September 2004. Berikut biografi lengkapnya.

Biografi singkat SBY

Nama : Susilo Bambang Yudhoyono
Tempat Lahir : Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur
Tanggal Lahir : 9 September 1949
Agama : Islam
Istri : Kristiani Herrawati
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono & Eshie Baskoro Yudhoyono
Partai Politik : Partai Demokrat

Profil SBY

Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden RI periode ke-6 yang terpilih berdasarkan suara rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II. SBY merupakan lulusan terbaik AKABRI pada tahun 1973, ia merupakan putra tunggal dari pasangan R.Soekotjo dan sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari darah ayahnya yang merupakan pensiunan letnan satu, sedangnya ibunya merupakan putri dari seorang pendiri Ponpes Tremas.

Susilo Bambang Yudhoyono lahir di kabupaten Pacitan, 9 september 1949, jika di gali silsilah dari ayahnya dapat dilacak hingga Pakubuwana serta memiliki hubungan dengan trah Hamengkubuwana II.

SBY berkecimpung di dunia militer seperti ayahnya. Selain tinggal di kediaman keluarga di Bogor, SBY juga tinggal di istana merdeka Jakarta. Susilo Bambang Yudhoyono menikah dengan Kristiani Herrawati yang merupakan putri ketiga Jenderal (Purnawirawan) Sarwo Edhi Wibowo (alm). Komandan militer Jenderal Sarwo Edhi Wibowo juga turut membantu menumpas PKI pada tahun 1965.

Dari pernikahannya, mereka dikaruniai dua anak laki-laki, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (lahir 1978) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lahir 1980). Agus merupakan lulusan dari SMA Taruna Nusantara dan Akademi Militer Indonesia pada tahun 2000. sedangkan Edhie Baskoro lulus dengan gelar ganda dalam Financial Commerce dan Electrical Commerce tahun 2005 dari Curtin University of Technology di Perth, Australia Barat.

Pada tahun 1989 hingga 1993, SBY bekerja sebagai Dosen Seskoad Pangab, Dan Brigif LInud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994, Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995) serta Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995-1996). Lulusan Master of Art (M.A.) dari Management Webster University Missouri ini juga meniti karier di Kasdam Jaya (1996), dan Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda. Pada tahun 1997, ia diangkat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dengan pangkat Letnan Jenderal. Ia pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 oleh karena pengangkatannya sebagai menteri.

Karier Politik

Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai juru bicara Fraksi ABRI menjelang Sidang Umum MPR 1998 yang dilaksanakan pada 9 Maret 1998 dan ketua Fraksi ABRI MPR dalam sidang istimewa MPR 1998. Pada tanggal 26 Oktober 1999, ia diangkat sebagai Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam) sebagai konsekuensi penyusunan kembali kabinet Abdurrahman Wahid.

Dan pada kabinet Gotong Royong pimpinan presiden Megawati Soekarnoputri melantiknya kembali sebagai Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) pada 10 Agustus 2001. Merasa tidak dipercaya lagi oleh presiden, jabatan Menko Polkam ditinggalkannya pada 11 Maret 2004.

Berdirinya Partai Demokrat pada tanggal 9 September 2002 menguatkan kembali namanya untuk mencapai puncak karier politiknya. Ketika Partai Demokrat mengadakan deklarasi pada 17 oktober 2002, namanya dicalonkan menjadi presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2004.

Setelah mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam, dan sejalan dengan masa kampanye Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD Indonesia 2004, secara resmi ia berada dalam koridor Partai Demokrat.

Keberadaannya dalam Partai Demokrat menuai sukses dalam pemilu legislatif dengan meraih 7,45% suara. Dan pada 10 Mei 2004, ia diusung oleh 3 partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya sebagai Presiden yang berpasangan dengan kandidat wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dan akhirnya pada pemilu Presiden langsung putaran keduan 20 september 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan masyarakat dengan memperoleh suara di atas 60%, dan pada tanggal 20 Oktober 2004 SBY dilantik menjadi Presiden ke-6 periode 2004-2009.

Setelah masa akhir jabatannya pada tahun 2009, ia kembali mengumumkan akan maju lagi sebagai calon presiden yang berpasangan dengan Boediono sebagai Cawapress yang diusung oleh partai Demokrat. Setelah pemilihan umum pada tahun 2009, SBY kembali terpilih untuk ke dua kalinya sebagai Presiden dengan masa Jabatan 2009-2014 bersama wakilnya Boediono.

Pada Kongres Luar Biasa Partai Demokrat yang diadakan di Bali tanggal 30 Maret 2013, Susilo Bambang Yudhoyono ditetapkan sebagai ketua umum Partai Demokrat, menggantikan Anas Urbaningrum.

Selanjutnya pada Kongres IV Partai Demokrat yang diadakan di Hotel Shangri-La, Surabaya tanggal 12 Mei 2015, Susilo Bambang Yudhoyono kembali terpilih menjadi Ketua Umum untuk periode 2015-2020.

Pendidikan Susilo Bambang Yudhoyono

  • Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
  • American Language Course, Lackland, Texas Amerika Serikat, 1976
  • Airbone and Ranger Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1976
  • Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1982-1983
  • On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, Amerika Serikat, 1983
  • Jungle Warfare School, Panama, 1983
  • Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman, 1984
  • Kursus Komando Batalyon, 1985
  • Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, 1988-1989
  • Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat
  • Master of Art (M.A.) dari Management Webster University, Missouri, Amerika Serikat
  • Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), 2004
  • Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), 2014

Ringkasan karier

  • Prangko Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
  • Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
  • Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
  • Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
  • Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
  • Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
  • Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
  • Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
  • Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
  • Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
  • Dosen Seskoad (1989-1992)
  • Korspri Pangab (1993)
  • Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
  • Asops Kodam Jaya (1994-1995)
  • Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
  • Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
  • Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
  • Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda
  • Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR 1998)
  • Kassospol ABRI/ Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
  • Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
  • Menteri Pertambangan dan Energi (sejak 26 Oktober 1999)
  • Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan(Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
  • Menteri Koordinator Politik Dan Keamanan(Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri) mengundurkan diri 11 Maret 2004
  • Presiden Republik Indonesia (2004-2014)

Penghargaan

  • Tri Sakti Wiratama (prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual), 1973
  • Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
  • Satya Lencana Seroja, 1976
  • Honor Graduate IOAC, Amerika Serikat, 1983
  • Satya Lencana Dwija Sista, 1985
  • Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
  • Dosen Terbaik Seskoad, 1989
  • Satya Lencana Santi Dharma, 1996
  • Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
  • Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia, Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
  • Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
  • Wing Penerbang TNI-AU, 1998
  • Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
  • Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
  • Bintang Dharma, 1999
  • Bintang Maha Putera Utama, 1999
  • Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
  • Bintang Asia (Star of Asia) oleh BusinessWeek, 2005
  • Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama oleh Sultan Brunei, 2006
  • Yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam oleh Masyarakat Tanjung Alam dan Pewaris Kerajaan Pagaruyung, 2006
  • Seri Indra Setia Amanah Wangsa Negara oleh Lembaga Adat Melayu se-Provinsi Riau, 2007
  • Darjah Utama Seri Mahkota oleh Yang DiPertuan Agong Tuanku Mizan Zainal Abidin, 2008
  • Gelar Adat Melayu Jambi oleh Lembaga Adat Melayu Jambi
  • 100 tokoh Berpengaruh Dunia 2009 kategori Pemimpin & Revolusioner Majalah TIME, 2009
  • Patuan Sorimulia Raja oleh Lembaga Batak Puak Angkola, 2011
  • Knight Grand Cross in the Order of the Bath oleh Ratu Elizabeth II, 2012
  • Bapak Demokrasi Indonesia oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia, 2012
  • Warga Kehormatan Kota Quito oleh Wali kota Quito, 2012
  • Guru Besar (Profesor) dalam bidang ilmu Ketahanan Nasional oleh Universitas Pertahanan Indonesia, 2014
  • Apresiasi atas berbagai upaya penting atas pemberantasan korupsi, dari Forum for Budget Transparency (FITRA), 2014
  • Order of Sikatuna with the Rank of Raja dengan kategori Grand Collar dari Pemerintah Filipina, 2014
  • Order of Temasek (First Class), dari Pemerintah Singapura, 2014
  • Global Statesmanship Award dari World Economic Forum (WEF), 2014
  • Penghargaan Jas Merah dari The Sukarno Center, 2014
  • Semeton Tamiu Utama Desa Pakraman Tampaksiring, 2014
  • Anakaji To Appamaneng Ri Luwu dari Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, 2014
  • Tominaa Ne Sando Tato, Gelar Adat Tana Toraja, 2014

Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah dicalonkan untuk menjadi penerima Penghargaan Perdamaian Nobel 2006 bersama dengan Gerakan Aceh Merdeka dan Martti Ahtisaari atas inisiatif mereka untuk perdamaian di Aceh. Selain itu, Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima gelar Doktor Honoris Causa sebanyak 12 kali, yaitu:

  • Doktor Honoris Causa Bidang Hukum dari Universitas Webster, Inggris. (2005)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari Universitas Thammasat, Thailand. (2005)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dari Universitas Andalas, Indonesia. (2006)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Pemerintahan dan Media dari Universitas Keio, Jepang. (2006)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Ekonomi dari Universitas Tsinghua, Republik Rakyat Tiongkok. (2012)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Perdamaian dari Universitas Utara Malaysia. (2012)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan dan Pelayanan Publik dari Universitas Teknologi Nanyang, Singapura. (2005)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Hukum Perdamaian dari Universitas Syiah Kuala, Aceh. (2013)
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Ritsumeikan, Jepang. (2014)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Pendidikan dan Kebudayaan dari Universitas Soka, Jepang. (2014)
  • Doktor Honoris Causa dari Universitas Western Australia, Perth (2015)
  • Doktor Honoris Causa Bidang Pembangunan Berkelanjutan dari Institut Teknologi Bandung (2016)

Itulah artikel singkat seputar Biografi dan Profil Susilo Bambang Yudhoyono semoga kisah perjalanan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono ini bisa bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca sekalian.

sumber ; infobiografi

HJ. IR.Joko Widodo (Jokowi), Presiden Indonesia Ke-7

Joko Widodo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Joko Widodo atau biasa kita kenal dengan sebutan Jokowi merupakan salah satu Presiden Indonesia. Presiden Joko Widodo menjadi Presiden Indonesia yang ketujuh. Presiden Indonesia yang ketujuh ini namanya sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Namun, tidak semua orang tahu tentang biografi dari Presiden Indonesia yang ketujuh ini. Sudah tahukah kalian bahwa Presiden Jokowi merupakan pengusaha mebel yang berasal dari Solo? Bagaimana perjalanan karir politik Jokowi? Simak ulasan tentang Joko Widodo atau Jokowi mulai dari masa kecil hingga prestasi dan fakta unik yang pernah disematkan kepada Jokowi, Presiden jokowi juga merupakan presiden ke-2 yang menjabat selama 2 periode setelah presiden ke-6 yakni SBY.

Joko Widodo lahir di Rumah Sakit Minulyo pada tanggal 21 Juni 1961, ia memiliki ayah yang bernama Noto Mihardjo dan Ibu yang bernama Sujiatmi. Jokowi juga merupakan anak pertama dari tiga bersaudara atau sulung dan mempunyai tiga orang adik perempuan, yaitu Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.

Ayah Jokowi bekerja sebagai penjual kayu dan bambu di sekitar bantaran kali Karanganyar, Solo sehingga bisa dikatakan kehidupan terdahulu Jokowi itu jauh sekali dari kata mewah dan glamor.

Keluarga Jokowi bisa dikatakan sebagai keluarga yang kurang mampu atau menengah kebawah khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seperti mengalami kesulitan dalam membayar uang bulanan sekolah, kesulitan mencari makan sehari-hari, dan banyak kesulitan-kesulitan lainnya.

Untuk membantu menguragi beban keluarganya, Jokowi membantu ayahnya yang bekerja sebagai tukang kayu, bahkan terkadang setelah pulang sekolah, ia membantu ayahnya untuk menagih pembayaran kepada pelanggan yang sudah membeli kayu dan membantu menaikkan kayu yang sudah dibeli oleh pelanggannya ke atas becak atau gerobak.

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Jokowi bekerja di sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Kertas Kraft Aceh serta diberikan tugas di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Namun, Jokowi bekerja di PT Kertas Kraft Aceh tidak begitu lama dan mengambil keputusan untuk kembali lagi ke kampung halamannya.

Jokowi menikah Ibu Iriana pada tahun 1986. Dari pernikahan itu Jokowi melahirkan tiga orang anak yang terdiri dari dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak pertama diberi nama Gibran Rakabuming Raka, anak kedua diberi nama Kahiyang Ayu, dan anak ketiga diberi nama Kaesang Pangarep.

Saat ini, Jokowi sudah mempunyai empat orang cucu, dua cucu dari anak pertamanya dan dua cucu lagi dari anak keduanya. Pernikahan antara Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda memberikan satu cucu laki-laki yang bernama Jan Ethes Srinarendra dan satu cucu perempuan yang bernama La Lembah Mana.

Sementara itu, pernikahan antara Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution memberikan satu cucu perempuan yang bernama Sedah Mirah Nasution dan satu cucu laki-laki yang bernama Al Nahyan Nasution.

Pengalaman Jokowi dalam karir politik bisa dikatakan berbeda jauh dengan karirnya dalam dunia bisnis mebel. Jokowi sudah memiliki pengalaman dalam bisnis mebel selama 23 tahun. Sedangkan dalam dunia politik, Jokowi bisa dikatakan belum mempunyai banyak pengalaman.

Awal karir politik Jokowi dimulai pada tahun 1998 dengan mengikuti dunia politik praktis dan partai yang dipilihnya adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Partai ini menjadi kendaraan politik Jokowi, mulai dari menjadi Walikota Solo hingga menjadi Presiden Republik Indonesia.

Pada tahun 2005 diadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota Solo. Jokowi menjadi calon Walikota Solo dengan pasangan FX Hadi Rudyatmo. Kedua calon itu diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dari pemilihan itu Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo mendapatkan perolehan suara sebanyak 36,62% dan memenangkan Pilkada tersebut.

Dalam kepemimpinannya, Jokowi dapat membuat kota Solo tertata lebih rapi, bahkan kota Solo menjadi salah satu bahan kajian di Universitas dalam dan luar negeri.

Bukan hanya itu, pada masa kepemimpinannya, Jokowi juga memperkenalkan bus Batik Solo Trans dan menjadikan kota Solo sebagai tuan rumah beberapa acara internasional.

Pada tanggal 26 April 2010, Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo menjadi Walikota dan Wakil Walikota Solo sebagai calon petahana. Pada saat itu, perolehan suara yang didapat oleh Joko Widodo dan FX Hadi Rudyatmo bisa dikatakan cukup mengejutkan karena mereka mendapatkan suara sebanyak 90,09%.

Perolehan suara yang didapatkan oleh mereka hampir saja memecahkan rekor MURI. Dalam rekor MURI, perolehan suara terbanyak diperoleh pasangan Herman Sutrisno dan Akhmad Dimyati, sebagai Walikota Banjar yang dimana mereka juga merupakan pasangan petahana dan suara yang diperoleh sebanyak 92,19% di tahun 2008.

Setelah sukses menjadi Walikota Solo, Jokowi melanjutkan karir politiknya dengan mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Awalnya Jokowi ragu untuk mengikuti pemilihan Gubernur, tetapi ia diyakinkan oleh pemimpin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yaitu Megawati Soekarnoputri.

Pada saat itu, Jokowi membutuhkan 9 kursi lagi untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta sehingga pemimpin Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) melakukan lobi politik dengan partai PDI-P. Setelah melakukan lobi politik maka partai Gerindra memberikan calon wakil Gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama.

Pada saat itu, lebih tepatnya tahun 2012 Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama merupakan pasangan yang tidak diunggulkan. Hal itu dikarenakan mereka harus berhadapan dengan calon petahana yaitu Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.

Namun, pada akhirnya pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama berhasil mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli dan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Adapun beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi saat memimpin Jakarta, seperti kampung deret, Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Pintar (KJP)

etelah beberapa tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi dipercaya oleh partainya untuk melanjutkan karir politiknya menjadi calon Presiden Republik Indonesia. Tahun 2014 merupakan tahun terjadinya Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Republik Indonesia. Pada tahun itu Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden untuk pemilu 2014.

Setelah proses perhitungan suara sudah selesai dilakukan maka dinyatakan bahwa pasangan Jokowi mendapatkan suara sebanyak 53,15%. Adapun beberapa kebijakan yang dibuat oleh Joko Widodo saat menjadi Presiden, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan lain-lain.

Sumber : GRAMEDIA